Pemerkosa India Dihukum Ringan, Keluarga Korban Terpukul

Demonstrasi anti perkosaan di New Delhi, India
Sumber :
  • REUTERS/Adnan Abidi

VIVAnews - Salah satu tersangka pelaku pemerkosa mahasiswa fakultas Kedokteran asal India, hanya akan diganjar dengan hukuman penjara maksimal 3 tahun. Hal ini membuat keluarga korban sangat terpukul.

Pengadilan memutuskan bahwa satu dari enam tersangka itu adalah seorang remaja 17 tahun. Sehingga akan diadili di pengadilan remaja dan mendapatkan hukuman yang sesuai dengan usianya.

Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto

Hal ini dibuktikan dengan catatan sekolah yang menunjukkan bahwa dia lahir pada 4 Juni 1995. Pengacara tersangka, Ishkaran Bhandari, mengatakan dengan adanya data ini maka tes untuk menguji kepadatan tulang sudah tidak lagi diperlukan.
 
"Pengadilan telah menerima catatan sekolahnya. Namun jika menurut pengadilan masih tidak puas dengan data tersebut, baru lah test kepadatan tulang dapat dilakukan, ujar Bhandari seperti dikutip emirates247.com Selasa 29 Januari 2013.

Tersangka bersama lima orang kawannya melakukan perkosaan dan penyiksaan terhadap mahasiswi usia 23 tahun di dalam sebuah bus bulan lalu. Korban dan teman prianya kemudian dilempar ke jalan begitu saja.

Wanita tersebut mengalami luka yang sangat parah dan kemudian dinyatakan meninggal pada 3 Januari 2013 waktu setempat di RS Mount Elizabeth, Singapura. Lima tersangka lainnya saat ini tengah diadili, dengan hukuman mati yang menanti mereka.

Mendengar salah seorang tersangka hanya akan mendapatkan hukuman ringan, ayah korban sangat terpukul. "Saya benar-benar tidak percaya. Bagaimana mungkin pengadilan menganggap dia sebagai anak di bawah umur? Tidakkah mereka lihat apa yang dia perbuat kepada putri saya?" ujar ayah korban seperti dikutip Daily Mail.

Komentar yang sama terlontar dari kakak korban. "Ini benar-benar keliru. Kami tetap akan melakukan tes kepadatan tulang untuk menentukan usia pelaku yang sebenarnya. Karena bisa saja sertifikat kelahiran dipalsukan," ujarnya.

Kasus ini mendapat sorotan yang sangat luas baik di India maupun di seluruh dunia. Ribuan orang di negara ini turun ke jalan, menuntut pemerintah bertindak tegas pada para pelaku. Seorang polisi tewas saat demonstrasi berakhir ricuh.

Presiden India, Pranab Mukherjee, bahkan sampai harus tampil di televisi dan membuat himbauan khusus untuk kembali memegang teguh moral. (eh)

Foto: Istimewa

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Setelah melalui berbagai proses yang panjang, Sasya Livisya menyampaikan pentingnya hate comment dalam setiap konten yang diposting di sosial media.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024