Selain China, ASEAN pun Gandeng India

Pertemuan para pemimpin ASEAN dan India di New Delhi.
Sumber :
  • REUTERS/B Mathur

VIVAnews - Negara-negara anggota ASEAN dan India sepakat meningkatkan kerjasama dalam keamanan maritim. Langkah ini muncul di tengah ketegangan antara beberapa negara Asia Tenggara dengan mitra mereka di utara, China, menyangkut kepemilikan sejumlah wilayah di Laut China Selatan, yang kaya akan hasil laut dan sumber energi.

Menurut kantor berita Reuters, kesepakatan itu dibuat dalam pertemuan antara perdana menteri India dan para pemimpin sepuluh negara anggota ASEAN, termasuk Indonesia, di New Delhi Kamis waktu setempat. Mereka menyepakati "Kemitraan Strategis" yang baru demi memperat kerjasama politik, keamanan, dan ekonomi.

ASEAN dan India juga menekankan perlunya kebebasan bernavigasi di perairan yang tengah dipersengketakan. Ini merupakan isu penting dalam sengketa di Laut China Selatan.

Masing-masing bersengketa dengan China, Filipina dan Vietnam aktif menyuarakan masalah mereka. Namun, sebagai tuan rumah pertemuan, India tampak tidak ingin campur tangan lebih jauh.

"Ada beberapa isu fundamental di sana yang tidak butuh intervensi India," kata Menteri Luar Negeri Salman Kurshid. Dia hanya menekankan bahwa isu kedaulatan di Laut China Selatan "perlu diselesaikan antarnegara yang berkepentingan."
  
Sengketa ini merupakan isu pelik yang masih sulit dicari jalan keluarnya. Dalam KTT ASEAN November lalu, para pemimpin pun belum bersepakat dalam mengeluarkan pernyataan bersama soal penyelesaian sengketa wilayah di Laut China Selatan.

Ada negara-negara ASEAN yang turut berkepentingan atas isu itu, walau hingga kini tidak sampai berkonfrontasi dengan China, seperti yang ditunjukkan Vietnam dan Filipina. Negara-negara ASEAN itu adalah Brunei Darussalam dan Malaysia. Selain itu, Taiwan pun merasa memiliki sebagian dari wilayah di perairan luas tersebut.

Walau tidak punya klaim langsung atas Laut China Selatan, India selama ini antusias menjalin kerjasama penggarapan minyak dan gas dengan Vietnam di wilayah yang diperebutkan dengan China. India pun berencana mengirim pasokan gas alam cair dari Rusia melalui Selat Malaka, yang wilayah-wilayah pesisirnya dikuasai beberapa negara ASEAN.

Perimbangan Kekuatan

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari Indonesia menilai bahwa kerjasama maritim yang lebih erat lagi dengan India memang diperlukan. Ini mengingat 70 persen dari lalu lintas produk-produk minyak dari Timur Tengah ke Asia Timur lalu-lalang di Samudera Hindia  

"Saat pusat ekonomi global sedang bergerak ke timur, Samudera Hindia dan Pasifik telah dan akan menjadi lebih penting dalam menyediakan rute-rute laut yang vital bagi perdagangan," kata Yudhoyono.

Pertemuan di New Delhi ini juga menegaskan kian besarnya peran India sebagai salah satu kawasan yang berkembang pesat di dunia. Dalam empat tahun terakhir, perdagangan India dengan para tetangganya naik hampir dua kali lipat dan pesatnya ekonomi negara itu menjadi faktor penting dalam perimbangan kekuatan di Asia. 

Ian Storey, pengamat dari Institute of Southeast Studies di Singapura kepada Reuters mengatakan bahwa banyak negara ASEAN ingin semua kekuatan utama memainkan pengaruh besar di kawasan ini sehingga tidak didominasi hanya satu atau dua aktor saja, terutama China.

"Jadi kehadiran India di Asia Tenggara akan memberikan opsi tambahan bagi mereka," lanjut Storey. (sj)

BNI Bakal Terbitkan Global Bond US$500 Juta, Jadi Incaran Investor Asing
Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono

Heru Budi Didesak Segera Bangun Proyek Pengelolaan Sampah Sunter yang Mangkrak 5 Tahun

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono diduga mengabaikan Peraturan Presiden tentang pengelolaan sampah menjadi listrik. Heru dinilai membiarkan fasilitas p

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024