Minat Rusia Berbisnis dengan Indonesia Makin Besar

Presiden Yudhoyono tiba di Vladivostok Rusia
Sumber :
  • apec2012.ru/RIA NOVOSTI /Alexandr Kryazhev

VIVAnews - Kerjasama ekonomi Indonesia dan Rusia dalam 10 tahun terakhir menunjukkan tren yang meningkat. Selain itu mulai meningkat minat investor Rusia untuk menanamkan modal maupun berbisnis di Indonesia, begitu pula dengan antusiasme para WNI untuk mengunjungi Negeri Beruang Merah itu.

Demikian menurut penilaian Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun. "Kerjasama perdagangan kedua negara terus mengalami peningkatan yang berarti," ujar dia saat diwawancara media massa Rusia beberapa waktu lalu.

Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan RI, total perdagangan Indonesia dan Rusia menunjukkan tren yang meningkat sebesar 26,90 persen, yaitu dari US$0,77 miliar pada tahun 2007 menjadi US$ 2,54 miliar pada tahun 2011.

6 Pemain yang Bisa Didatangkan Inter Milan, dari Juara Serie A hingga Penantang Liga Champions

Nilai perdagangan bilateral antara Indonesia dan Rusia pada periode Januari-Agustus 2012 sudah menyentuh US$2,38 miliar, atau naik 47,36 persen dari periode yang sama pada tahun 2011, walaupun masih defisit untuk Indonesia.

"Meskipun menunjukkan tren positif, nilai transaksi perdagangan kedua negara tersebut masih belum mencerminkan potensi yang sesungguhnya," ujar Dubes Djauhari, yang belum genap setahun bertugas di Rusia. 

Di bidang investasi, dengan merujuk data Badan Kerjasama Penanaman Modal (BKPM), Djauhari mengatakan bahwa investasi Rusia di Indonesia masih belum mencapai nilai yang optimal. "Namun sejak akhir krisis 2008 pebisnis Rusia banyak yang kembali menjajaki untuk melakukan investasi di Indonesia," kata dia.

Beberapa sektor usaha yang mengundang daya tarik pebisnis Rusia adalah sektor turisme (resor dan perhotelan), migas dan pertambangan, infrastruktur dan komunikasi, pertanian, perkebunan, kesehatan maupun sea product cultivation. Nilai investasi Rusia sampai dengan tahun 2011 baru tercatat sebesar US$1,72 juta, belum termasuk nilai investasi Rusia ke Indoneia yang melalui pihak ketiga.

Era Baru

Dengan masih besarnya potensi yang belum digarap maksimal, Dubes Djauhari berharap hubungan kedua negara diharapkan dapat lebih erat dibandingkan era Bung Karno, sehingga, menjadikan Rusia sebagai “Sahabat Lama, Era Baru” dapat diwujudkan.

"Dengan semakin terbukanya sistem ekonomi Rusia, Indonesia dapat menyikapi berbagai peluang kerjasama ekonomi yang dapat dikembangkan dengan pihak Rusia, terutama dalam kerangka pencapaian MP3EI (Master Plan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia) dan nilai perdagangan bilateral yang ditargetkan mencapai US$5 miliar pada tahun 2015," kata Djauhari.

Rusia pun dapat mencermati peran dan posisi strategis Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik, yang dapat dimanfaatkan oleh Rusia untuk terlibat dalam dinamika pertumbuhan ekonomi di kawasan.

Menurut Djauhari, langkah nyata untuk mengimplementasikan kemitraan strategis tersebut antara lain dengan telah dilakukannya pengiriman Misi Ekonomi, Bisnis dan Pariwisata baik sektor pemerintah maupun swasta kedua negara dalam beberapa tahun terakhir.

"Untuk itu, kami menyambut baik rencana pengiriman Delegasi Misi Bisnis Rusia ke Indonesia pada Manufacturing Indonesia di Jakarta pada bulan Desember 2012 yang diikuti oleh lebih dari 37 perusahaan Rusia," kata dia.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Artikel ini kerjasama VIVAnews dan RBTH-Asia

Anang Hermansyah dan Ghea Indrawari

Pertanyakan Ghea Indrawari yang Belum Menikah, Anang Hermansyah Dihujat Netizen

Anang Hermansyah mulanya menanyakan berapa usia Ghea Indrawari. Suami Ashanty tersebut nampak keheranan karena sampai kini Ghea Indrawari belum punya pasangan.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024