Tegang, Penyelamatan Bayi Prematur di Tengah Badai Sandy

rumah sakit di New York berjuang mengevakuasi pasien
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Di tengah korban tewas dan hancurnya New York, Amerika Serikat, akibat terjangan banjir dan topan Sandy, terselip kisah mengharukan. Seorang bayi prematur dengan berat tak genap 1 kilogram berhasil selamat dari bencana badai dahsyat tersebut.

Selang pernafasan tampak membelit di sekitar wajah bayi mungil dalam inkubator. Dia tampak tertidur dengan nafas yang lemah. Kabel-kabel pemindai detak jantung pun tertempel di badannya.

Ketua KPU Dilaporkan karena Diduga Lakukan Tindakan Asusila

Dialah Emma, bayi 13 hari yang menempuh perjalanan antara hidup dan mati saat badai Sandy menerjang New York, Senin malam, 29 Oktober 2012.

Setelah lahir, dia masih harus dirawat di rumah sakit New York University (NYU) karena lahir prematur dengan berat jauh di bawah rata-rata. Pada usia 13 hari saja, berat Emma hanya dua pound atau sekitar 0,9 kg.

Saat badai Sandy menerjang Pesisir Timur Amerika, badai angin dan banjir pun menyergap New York. Listrik mati.

Kondisi lebih mencekam lagi di NYU Langone Medical Center, tempat Emma dirawat, karena generator gagal bekerja. Pilihan harus segera diambil, karena berbagai alat kedokteran sangat bergantung pada pasokan listrik. Selain itu, air banjir pun mulai naik. Pukul 7.45 Senin malam waktu setempat, air banjir sudah setinggi 10 kaki di rumah sakit ini.

"Saya melihat siaran televisi, Walikota (New York, Michael Bloomberg) mengatakan semua pasien di rumah sakit NYU dipindahkan. Tapi, tiba-tiba listrik di apartemen kami mati. Saya tidak tahu kemana bayi saya dibawa," kata Luz Martinez, ibu Emma, seperti dikutip dari laman CNN.

Di tengah kegalauan itu, Martinez dan suaminya yang tinggal di New Jersey berusaha mendatangi rumah sakit. Tapi, semua jembatan ditutup. "Kami pun tak ada pilihan selain pulang ke rumah, sambil memikirkan kemana bayi kami dibawa," kata Martinez berurai air mata. "Saya tidak bisa tidur malam itu. Malam yang panjang."

Kegalauan pun tak hanya melanda orangtua Emma, tapi juga paramedis yang berusaha memindahkan bayi lemah tak berdaya itu ke tempat yang aman di mana ada aliran listrik dan jauh dari banjir.

Tapi pemindahan ini penuh risiko karena jantung bayi prematur tiba-tiba bisa drop. Bayi prematur juga butuh pasokan oksigen terus, tapi tidak boleh terlalu banyak karena bisa meracuni paru-paru. Belum lagi masalah cairan tubuh, suhu tubuh, dan sebagainya. Tapi pilihan sudah dibuat.

Sekitar 10.30 Senin malam, CEO Rumah Sakit Mount Sinai, Kenneth Davis mendapat telepon mengenai pemindahan 64 pasien, termasuk tiga ibu yang dalam proses melahirkan, dan tujuh bayi baru lahir. Termasuk Emma.

"Menakutkan karena Anda berhadapan dengan bayi kecil yang sangat rapuh. Itu situasi yang menegangkan," kata Davis.

Satu jam setelah komunikasi telepon itu, Emma tiba di rumah sakit Mount Sinai. dia segera masukkan ke neonatal ICU (NICU). Setelah pemantauan beberapa saat, kondisi Emma stabil.

"Dia akan baik-baik saja," kata Davis saat bertemu dengan orangtua Emma.

2 Motor Adu Banteng di Kembangan Jakbar, 1 Orang Tewas
Ilustrasi buah dan sayur.

Tak Bisa Penuhi Kebutuhan Harian, Sayuran dan Buah Ini Sangat Rendah Protein

Protein merupakan salah satu nutrisi paling penting untuk tubuh. Protein bermanfaat untuk pembentukan otot, meningkatkan kekebalan tubuh hingga produksi kolagen.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024