29-9-1960: Pemimpin Soviet Mengamuk di Sidang PBB

Nikita Khrushchev
Sumber :
  • REUTERS

VIVAnews - Pada 52 tahun yang lalu, Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, meluapkan kemarahan di Sidang Tahunan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Dua kali Khrushchev menggebrak meja untuk menunjukkan ketidaksetujuannya akan operasi PBB di Kongo.

Laman stasiun televisi BBC mengungkapkan bahwa Khrushchev bahkan meminta agar Sekretaris Jenderal PBB saat itu, Dag Hammarskjold, diganti oleh tiga eksekutif yang mewakili pihak Barat, Soviet, dan gerakan nonblok.

Khrushchev meneriakkan kritik saat Perdana Menteri Inggris, Harold Macmillan, memuji integritas Hammarskjold. Sebagian besar peserta pertemuan menyambut baik pidato Macmillan, namun Khrushchev justru memukul meja.

Saat MacMillan tiba di bagian mengenai pertemuan empat kekuatan besar dunia di Paris setelah sebuah pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) ditembak jatuh di Uni Soviet, amarah Khrushchev kembali bangkit. Dia berteriak dalam bahasa Rusia dan menunjuk-nunjuk Macmillan. "Jangan kirim [pesawat] U2, kalian mendukung agresi!" kata Khrushchev.

Macmillan melanjutkan pidatonya dan beralih ke masalah pelucutan dan pengawasan senjata. Dia mengaku memahami kekhawatiran Soviet bahwa kegiatan ini dapat digunakan sebagai kedok spionase.

Kali ini Khrushchev berdiri dan berteriak. "Kalian menerima proposal pelucutan senjata kami dan kami akan menerima pengendalian apa pun," ujar dia lantang.

Sebelumnya, Khrushchev menuding PBB berpihak kepada kekuatan yang terbiasa melakukan penjajahan. Khrushchev kecewa dengan penolakan PBB untuk mengerahkan angkatan bersenjata ke Kongo yang baru saja merdeka dari Belgia dan berada di ambang perang sipil. PBB hanya mengirim pasukan penegak perdamaian dengan perintah tidak mengintervensi konflik. (umi)

Legenda Sepakbola Brasil Romario Umumkan Comeback di Usia 58 Tahun
 Guru Besar Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas) Yuddy Chrisnandi

Yuddy: Sikap Prabowo Tunjukkan Kepekaan atas Kondisi Geopolitik

Menpan RB periode 2014-2016 itu pun menilai, bahwa ada arahan dari Prabowo Subianto yang meminta agar para pendukungnya membatalkan aksi turun ke jalan di depan gedung MK

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024