Film "Innocence of Muslims"

AS Minta Warganya Tinggalkan Tunisia dan Sudan

Bendera dirobek di Kedubes AS di Kairo, Mesir
Sumber :
  • REUTERS/Mohamed Abd El Ghany

VIVAnews - Gelombang protes warga Muslim terhadap film "Innocence of Muslims" masih terus bergulir di beberapa negara Timur Tengah. Khawatir menjadi sasaran amuk massa, Pemerintah Amerika Serikat memerintahkan diplomat dan stafnya meninggalkan Sudan dan Tunisia.

Seperti diberitakan BBC, Departemen Luar Negeri juga mendesak warga negara AS di Tunisia untuk keluar dari negara tersebut.

Kedutaan AS di Tunisia dan Sudan diserang dalam gelombang protes warga Muslim terkait film yang dianggap menghina Islam dan Nabi Muhammad itu.

Sebelumnya, pemerintah Sudan tidak mengizinkan pemerintah AS untuk mengirimkan pasukan marinir untuk melindungi kedutaannya. Pemerintah Sudan mengatakan, pasukan keamanannya masih mampu melindungi kedutaan besar AS.

Jumat kemarin, dua orang tewas ketika para pengunjuk rasa menyerang kedutaan Tunisia dan sekolah Amerika. Tiga orang lagi tewas diserang di Khartoum saat AS menjalankan misi bersama dengan kedutaan Jerman dan Inggris di sana.

Departemen Luar Negeri mengatakan, warga AS harus menghindari semua perjalanan ke wilayah Darfur Sudan, Sungai Nil Biru dan Kordofan Selatan. Juga harus hati-hati dan mempertimbangkan risiko dalam melakukan perjalanan ke daerah lain.

Dia juga memperingatkan warga AS ketika melakukan perjalanan ke Tunisia. "Warga negara AS yang tersisa di Tunisia harus sangat hati-hati dan menghindari demonstran," katanya.

Beberapa orang telah tewas di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara sejak protes atas film "The Innosence of Muslims" meletus pada Selasa lalu. Protes massal di negara-negara mayoritas Islam terjadi menyusul penayangan trailernya di Youtube.

Duta besar AS untuk Libya, Chris Stevens, dan tiga pejabat AS lainnya tewas ketika gedung konsulat di Benghazi diserang dan dibakar para demonstran.

Kubu 03 Batal Hadirkan Kapolda, Yusril: Gara-gara Saya Gertak, Enggak Berani Muncul

AS tak terkait

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, sebelumnya menegaskan pemerintah AS tidak ada hubungannya dengan film "Innocence of Muslims" yang dibuat Sam Bacile.

Meski dibuat seseorang berkebangsaan Israel-Amerika, Hillary menyatakan dia termasuk orang yang menentang film itu. “Pemerintah Amerika Serikat sama sekali tidak ada hubungannya dengan video itu. Kami benar-benar menolak isi dan pesannya,” ujarnya kepada pejabat senior Maroko.

"Bagi kami, dan bagi saya pribadi, video itu sangat menjijikkan dan tercela. Tampak jelas sekali itu memiliki tujuan yang sangat sinis, yakni merendahkan agama dan memancing kemarahan," lanjutnya. (kd)

Terpopuler: Desta Puji Natasha Rizky sampai Tetangga Ayu Ting Ting Buka Suara
Ilustrasi Ibu Bekerja

Deretan Negara yang Memiliki Work Life Balance Terbaik di Dunia, Adakah Indonesia?

Di seluruh dunia, masyarakat semakin menyadari pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, yang dikenal sebagai work life balance.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024