- REUTERS/Khaled al-Hariri/Files
VIVAnews - Seorang diplomat Suriah yang bertugas di Irak menyatakan membelot dari rezim berkuasa pimpinan Presiden Bashar al-Assad. Dia juga menyerukan militer Suriah untuk menghentikan pembunuhan rakyat sipil dan mengikuti jejaknya mendukung revolusi.
Diberitakan CNN, Kamis 12 Juli 2012, pembelot itu adalah Nawaf al-Fares, diplomat dengan pangkat tertinggi yang berkhianat terhadap Assad. Langkahnya ini dilakukannya menyusul pembelotan serupa oleh brigadir jenderal Suriah yang menentang pembunuhan rakyat Sunni.
Selain itu, al-Fares juga menyatakan keluar dari keanggotaannya di partai berkuasa, Baath. Di partai ini, dia adalah anggota paling senior yang menyatakan mundur. Dari tempat aman di Irak, dia juga menyerukan tentara Suriah untuk berhenti membantai.
"Kepada saudaraku di militer, doktrin militer kalian adalah untuk mempertahankan tanah air dari ancaman luar dan melindungi perbatasan. Apakah sekarang ayah, anak dan putri kalian telah menjadi musuh? Apakah mereka yang harus diperangi? apakah itu yang kalian pelajari?" kata al-Fares.
Al-Fares mengatakan bahwa sekarang dia telah bergabung dengan revolusi. Dia bahkan menyebut pemerintahan Assad sebagai rezim kejam dan pembunuh rakyat. Belum ada komentar apapun dari pemerintah Suriah dan Irak terkait pembelotan al-Fares.
Al-Fares adalah satu dari ribuan pejabat tinggi dan tentara yang membelot. Para tentara pembelot kemudian membentuk brigade Tentara Pembebasan Suriah yang terdiri dari 75.000 personel.
Sementara itu, pembantaian masih terus terjadi di negara tersebut. Menurut laporan PBB, korban tewas di Suriah sejak tahun lalu telah mencapai lebih dari 10.000 orang. Data dari lembaga bantuan HAM dan medis bahkan jumlahnya lebih banyak lagi. (adi)
Batalkan Aksi Relawan Turun ke Jalan Jelang Putusan Sengketa Pilpres di MK, Prabowo Tuai Pujian
Menurut Sekjen AMMI Arip Nurahman, langkah dilakukan Prabowo ini, agar menjaga situasi tetap kondusif serta menghindari terjadinya perpecahan diantara sesama anak bangsa.
