Laporan dari Beijing

Hampir Ungguli AS, China Tidak Besar Kepala

Parade Partai Komunis China
Sumber :
  • REUTERS / Jason Lee

VIVAnews - Kemajuan China di bidang ekonomi sangat pesat dan hampir mengungguli Amerika Serikat di posisi teratas negara dengan GDP terbesar di dunia. Jika berhasil menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor satu, China mengaku tidak akan besar kepala, dan berbagi dengan negara-negara lain.

Terkuak, Ini Identitas Mayat Perempuan dengan Wajah Hancur di Dermaga Pulau Pari

Menurut data International Monetary Fund (IMF) tahun 2011, GDP China mencapai US$7,2 juta dengan pertumbuhan sebesar 8,10 persen pada kuartal pertama tahun 2012 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara GDP AS mencapai US$15,09 juta, namun pertumbuhannya hanya dua persen pada kuartal pertama 2012.

Jika terus demikian, China akan segera mengungguli AS sebagai kekuatan ekonomi baru dunia dari Asia. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hong Lei mengatakan jika itu terjadi, berarti tanggung jawab Negeri Tirai Bambu terhadap dunia semakin bertambah.

"Di masa depan, jika China semakin berkembang, maka China akan semakin bertanggungjawab dalam menciptakan perdamaian dunia," kata Hong saat ditemui VIVAnews di Kementerian Luar Negeri China di Beijing pada Kamis, 28 Juni 2012.

Dia menjelaskan, masih ada di posisi nomor dua saja, China telah menyumbang besar bagi perdamaian dan penyelesaian konflik di seluruh dunia. Hong mengatakan, saat ini China punya peran penting dalam mengatasi permasalahan keamanan di tingkat regional maupun global.

Selain itu, ujarnya, China telah mengirimkan 17.000 tentara untuk bergabung di pasukan perdamaian PBB untuk 23 misi di seluruh dunia. Di luar bidang keamanan dan perdamaian, China mengeluarkan kocek tidak sedikit untuk misi kemanusiaan di Afrika dan Amerika Latin. Di benua ini, China menyumbang untuk pembangunan rumah sakit dan pengiriman dokter-dokter ahli.

"Perkembangan ekonomi China akan menjadi kontribusi yang penting bagi dunia," ujarnya.

Tingkat GDP China yang terus meningkat bukannya tanpa rintangan. Krisis ekonomi yang menimpa Eropa sedikit banyak merugikan negara tersebut. Eropa yang merupakan negara tujuan ekspor kedua China terpaksa mengurangi permintaan mereka. Dampaknya, tidak sedikit pabrik yang tutup di Tiongkok.

Untuk mengatasi hal ini, China menggerakkan pasar domestik agar pertumbuhan ekonomi bergairah. Inilah yang membuat China sedikit bisa bernafas lega dan mempertahankan kelangsungan finansial mereka.

Namun demikian, Hong tidak memungkiri masih adanya kesenjangan yang kentara di negaranya. GDP China meningkat, namun masih ada 150 juta warganya yang hidup di bawah garis kemiskinan. Dia mengatakan, kehidupan warga di wilayah pesisir sangat maju, sementara di daerah pelosok sangat tertinggal.

"Masih banyak yang harus dibenahi oleh pemerintah China," ujarnya.(np)

Bom Transfer Arsenal! Arteta Siap Rekrut Bintang Chelsea Idamannya
Suasana penumpang di area check in bandara soekarno-hatta

Soekarno-Hatta Airport Gets the Busiest Title in Southeast Asia

The intelligence travel agency OAG Aviation Worldwide Limited show that Soekarno-Hatta Airport (Soetta) is the busiest airport in Southeast Asia.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024