PM Papua Nugini Disumpah untuk Kali Ketiga

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill.
Sumber :
  • REUTERS/Chip East

VIVAnews - Parlemen Papua Nugini secara konsensus kembali memutuskan Peter O'Neill menjadi Perdana Menteri negara tersebut. Setelah penentangan oleh gubernur jenderal, akhirnya O'Neill kembali disumpah jabatan.

Menurut The Australian, Rabu 30 Mei 2012, ini adalah kali ketiga O'Neil diambil sumpahnya sejak mengambilalih pemerintahan Perdana Menteri Michael Somare pada 2 Agustus tahun lalu. Keputusan untuk memilih O'Neill diambil parlemen setelah Somare, yang mengaku sebagai perdana menteri yang sah, tidak hadir berturut-turut selama tiga sesi parlemen.

Awalnya, pengambilan sumpah ditentang oleh Gubernur Jenderal Jeffery Nape. Dia mengatakan perlu mempelajari lagi dokumen dari parlemen yang mengangkat O'Neill. Secara sepihak, dia menyatakan pengambilan sumpah ditangguhkan.

Nape kemudian meninggalkan ruang parlemen dan pengambilan sumpah tetap dilakukan. Ruang sidang dikunci oleh para anggota parlemen.

Penentuan perdana menteri Papua Nugini diperlukan menjelang pemilihan umum pada 23 Juni mendatang. Pada pemilu nanti, warga akhirnya memiliki suara untuk memilih perdana menteri baru. Selama ini, warga Papua Nugini hanya menyaksian dari jauh ketegangan di pemerintahan.

Australia Bingung

Heboh AC Pesawat Panas, Otoritas Bandara Gelar Ramp Check di Kualanamu

O'Neill adalah perdana menteri yang diangkat oleh parlemen Papua Nugini pada tahun lalu ketika PM Somare berobat ke Singapura. Menurut keluarganya, Somare mengundurkan diri dari posisinya karena menderita sakit parah.

Namun, ketika Somare kembali ke negaranya dia menentang seluruh keputusan parlemen dan menyatakan masih menjabat sebagai PM. Ketegangan politik kemudian terjadi antara O'Neill yang didukung parlemen dan Somare yang didukung Mahkamah Agung. Sejak saat itu, Papua Nugini memiliki dua perdana menteri.

Australia sebagai sama-sama negara anggota persemakmuran seperti Papua Nugini turut mengamati perkembangan di negara tersebut. Namun, Menteri Luar Negeri Australia, Bob Carr, mengakui bahwa gonjang-ganjing politik di negara Melanesia itu sangat membingungkan.

"Saya kira ini masalah tekad dan kebanggaan yang mendalam dari warga Papua Nugini bahwa negara mereka masih berada di jalur demokrasi, walaupun godaan untuk membelot sangat besar," kata Carr.

Radio Australia menuliskan, negarawan Papua Nugini, Noel Levi, menyangsikan pemilu mendatang akan menyelesaikan masalah. Menurutnya, perlu ada campur tangan asing, terutama dari negara-negara persemakmuran untuk mengurai benang kusut di Papua Nugini. (ren)

Terpopuler: Aerox Terbakar Usai Geber Knalpot, Mobil Laku 100 Ribu Unit dalam 3 Bulan
Anmat Komang (62), seorang pria paruh baya warga Desa Tanjung Saleh, Kecamatan Kakap, Kabupaten Kubu Raya mengalami luka serius setelah dirinya diserang buaya muara, pada Kamis 11 April 2024.

Ambil Air Wudhu di Parit, Pria Tua di Kubu Raya Diserang Buaya Muara

Peristiwa itu mengakibatkan Anmat Komang mengalami luka robek yang cukup serius di bagian betis kaki sebelah kiri dan tangan kirinya akibat gigitan buaya.

img_title
VIVA.co.id
12 April 2024