Untung Perdagangan Obat Palsu Capai Rp688 T

Obat-obatan
Sumber :

VIVAnews - Perdagangan obat palsu makin marak di seluruh dunia, karena keuntungan yang ditawarkan sangat besar. Omset bisnis ini mencapai ratusan triliun rupiah, mengalahkan keuntungan perdagangan barang haram lainnya.

Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, dalam diskusi panel bertajuk "Safe Medicines and Consumer Protection" di pusat budaya Amerika, @America, Jakarta, Selasa 10 April 2012, mengatakan bahwa keuntungan perdagangan obat palsu di seluruh dunia mencapai US$75 miliar atau sekitar Rp688,7 triliun.

"Obat-obatan ini tidak mampu menyembuhkan, malah membuat penyakit tertentu menjadi kebal," kata Marciel.

China disebut-sebut sebagai produsen dan distributor obat palsu terbesar di seluruh dunia. Peter Fowler, staf regional ASEAN untuk Departemen Perdagangan AS mengatakan, China menguasai 88 persen dari perdagangan obat palsu global.

Freeport Boss Meets Jokowi to Discuss Mining Contract Extension

"Negara-negara tetangga China di Asia Tenggara menjadi semacam 'tempat sampah' bagi obat palsu China," ujar Fowler.

Menurutnya, perdagangan obat palsu semakin marak karena keuntungan yang ditawarkan. Studi beberapa tahun lalu di Rusia menunjukkan, obat palsu lebih menguntungkan dibandingkan berdagang narkotika, obat bius, dan tembakau. Selain itu, hukum di seluruh dunia memandang sebelah mata kasus pemalsuan obat.

"Berdagang obat palsu resikonya sangat kecil. Kebanyakan mereka diadili bukan karena pemalsuan, tapi pelanggaran hak cipta," kata Fowler.

Hadiri Buka Puasa Partai Golkar, Prabowo-Gibran Duduk Semeja dengan Airlangga

Sejak 20 Tahun Lalu

Michelle Forzley dari Asosiasi Kesehatan Publik Amerika Serikat mengatakan, isu obat palsu telah mengemuka sejak 20 tahun yang lalu. Pemalsuan ditemukan mulai dari obat murah hingga obat mahal untuk penyakit berat. Belakangan, ditemukan obat palsu untuk pengobatan penyakit kanker, atau Avastin.

"Tidak ada yang bisa sepenuhnya aman dari masalah ini. Februari lalu ditemukan obat kanker palsu, sebelumnya pemalsuan juga ditemukan pada obat TB, malaria, suplemen dan antibiotik," kata Forzley.

Jumat Agung, Presiden Jokowi Ajak Resapi Makna Pengorbanan Yesus Kristus

Dia mengatakan, beberapa kasus obat palsu menyebabkan pengkonsumsinya menderita rasa terbakar dan bengkak-bengkak. Kandungan yang salah pada obat palsu menyebabkan kuman atau bakteri penyakit kebal. Inilah yang menyebabkan kasus malaria meningkat 20 persen di seluruh dunia. (umi)

Ilustrasi pelaku

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp100 Juta Jadi Tersangka

Polisi telah menangkap sopir taksi online yang menodong dan melakukan pemerasan terhadap penumpang wanitanya.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024