- REUTERS/Bobby Yip
VIVAnews - Amerika Serikat sekali lagi mendesak Korea Utara membatalkan rencana peluncuran roket mereka, dan menangguhkan uji coba nuklir yang dituduhkan Korea Selatan. Selain itu, AS juga meminta China untuk turun tangan dalam mencegah Korut melakukan tindakan provokasi.
Dilansir Reuters, Senin 9 April 2012, juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Victoria Nuland mengatakan peluncuran roket Korut dan uji coba nuklir adalah pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB dan perjanjian denuklirisasi yang disepakati Februari lalu.
"Posisi kami tetap sama: jangan lakukan itu. Peluncuran roket Korut sangat provokatif, mengancam keamanan kawasan dan bertentangan dengan upaya penghentian peluncuran rudal jarak jauh yang tengah berlangsung," kata Nuland.
Negara tetangga, yaitu Korsel dan Jepang, bersikeras peluncuran roket Korut adalah kedok dari uji coba rudal jarak jauh. Beberapa hari yang lalu, media Korsel mengutip laporan intelijen yang mengatakan bahwa Korut juga tengah mempersiapkan uji coba senjata nuklir.
Kedua negara dalam keadaan siaga, berjaga jika pecahan roket Korut jatuh ke wilayah mereka. Jepang mengatakan akan menembak jatuh roket tersebut, jika dirasa mengancam.
Akibat peluncuran roket ini jugalah, AS akhirnya membatalkan pengiriman bantuan pangan ke Korut. Pada kesepakatan Februari lalu, Korut berjanji menghentikan pengayaan uranium dan uji coba rudal dengan balasan bantuan pangan dari AS bagi rakyat kelaparan di negara tersebut.
Selain mendesak penghentian peluncuran roket, AS juga meminta China turut andil dalam melobi Korut. Sejak Perang Korea pecah tahun 1950an, China telah menjadi sekutu dekat Korut. Negeri Tiongkok juga menjadi andalan pemerintah Korut dalam meminta bantuan pangan dan finansial.
"Kami yakin, China sepakat dengan kami soal pentingnya denuklirisasi di Semenanjung Korea dan kami terus mendesak China untuk bertindak lebih efektif demi tercapainya upaya tersebut," kata Nuland. (umi)