- REUTERS/Stefano Rellandini
VIVAnews - Mario Monti, pengganti Silvio Berlusconi sebagai Perdana Menteri Italia, mengatakan akan membentuk kabinetnya mulai Rabu, 16 November 2011. Pembentukan kabinet dilakukan Monti setelah melakukan sejumlah negosiasi dengan pemimpin politik Italia.
Mantan Komisioner Uni Eropa ini pun mulai mendapat dukungan dari partai Berlusconi, Partai Kebebasan Rakyat, dan dari partai sayap kiri Italia. Karena itu sejumlah nama calon menteri akan diajukan Monti ke Presiden Giorgio Napolitano mulai Rabu.
"Saya yakin dengan kemampuan negara kami untuk mengatasi masa sulit ini," kata Monti, seperti dikutip dari laman CNN.
Berlusconi mundur dari jabatan Perdana Menteri, dengan alasan memberi kesempatan kepada pemerintah darurat dalam upaya menyelamatkan Italia dari krisis keuangan. Walau begitu, partai Berlusconi tetap merupakan kekuatan terbesar di parlemen. Berlusconi pun mengatakan akan tetap aktif di partai.
Pertemuan Monti dengan Partai Kebebasan Rakyat dilakukan dengan bertemu Ketua Partai, Angelino Alfano. Pertemuan itu disebut Alfano "positif". Rencana Monti untuk membentuk kabinet baru pun dianggap Alfano, "ditakdirkan untuk berhasil".
Tugas Monti memang berat, karena dia mewariskan masalah krisis utang Italia. Italia memiliki utang sebesar 1,9 triliun euro. Sekitar US$2,6 triliun. Dengan jumlah setinggi itu, utang sudah menjadi 120 persen dari produk domestik bruto (GDP) negara spaghetti itu.
Surat utang Italia yang berjangka waktu 10 tahun telah pula menyentuh angka suku bunga yang melebihi 7,6 persen hari Rabu pekan lalu. Angka 7 persen merupakan angka yang menyebabkan Yunani, Irlandia, dan Portugal untuk terpaksa meminta pinjaman dana talangan.
Pemerintahan Monti juga diperkirakan tidak akan berlangsung lebih dari setahun, karena ada pemilu yang harus digelar di awal 2013.
Tapi Monti menyebut tugas yang diembannya merupakan tugas darurat. "Mencapai pertumbuhan ekonomi dan keadilan sosial merupakan prioritas," ucapnya.
Inspirasi Membantu Sesama
"Kami berharap kegiatan ini tak hanya menjadi sekadar acara, tetapi juga menjadi momentum untuk menginspirasi orang lain agar turut berpartisipasi dalam membantu sesama."
