Operasi Militer NATO di Libya Resmi Berakhir

Helikopter dan pesawat tempur NATO
Sumber :
  • REUTERS/Benoit Tessier

VIVAnews - Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) telah mengakhiri misi militer di Libya, 31 Oktober 2011. Melalui rangkaian serangan udara dan blokade laut, aksi militer NATO selama tujuh bulan berperan besar atas jatuhnya rezim Muammar Khadafi di Libya, termasuk membantu serangan yang membunuh diktator itu.

Menurut kantor berita Reuters, berakhirnya kampanye militer NATO di Libya ditandai dengan selesainya tugas pesawat Airborne Early Warning and Control mengitari langit Libya pada Senin tengah malam waktu setempat, 31 Oktober 2011. Pesawat itu selama ini bertugas mengoordinasi misi udara dan laut NATO di Libya.

Sejak memulai operasi militer ke negara itu, pesawat NATO telah melancarkan lebih dari 25.500 sorti, termasuk 9.700 misi serangan atas posisi-posisi pasukan pro Khadafi. "Dengan demikian, babak sejarah NATO yang berjalan sukses ini telah berakhir," demikian pernyataan NATO.

Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, Senin kemarin juga secara simbolis mengakhiri misi NATO di Libya. Dalam kunjungannya ke negara itu. Rasmussen juga mengucapkan selamat atas kepemimpinan baru Libya di bawah Dewan Transisi Nasional, yang harus mempersiapkan pemilu.

Rasmussen mengatakan misi mereka ke Libya merupakan salah satu operasi NATO yang paling sukses sejak 62 tahun berdiri. Misi NATO di Libya itu didukung mandat dari Dewan Keamanan PBB, yang menerapkan zona larangan terbang di wilayah itu serta membolehkan keterlibatan pasukan asing demi melindungi warga sipil dari serangan pasukan pro Khadafi. 
 
Kendati misi NATO berakhir, negara-negara anggota persekutuan militer itu, seperti AS, Inggris, dan Prancis, bebas untuk memberi bantuan keamanan secara individu kepada Libya di bawah kepemimpinan baru. (art)

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United
Politisi DPP PKB, Daniel Johan

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024