- tribune.com.pk
VIVAnews- Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) mengklaim telah berkomunikasi dengan Saif Al-Islam, putra mantan pemimpin Libya Moammar Khadafi. Namun, komunikasi tersebut bersifat tidak langsung karena menggunakan pihak ketiga.
Seperti dimuat kantor berita BBC pada Jumat 28 Oktober 2011, para jaksa telah menjelaskan pada Saif dalam kasus ini berlaku azas praduga tak bersalah. "Kami telah menjelaskan pada tergugat bahwa jika ia menyerahkan diri pada ICC, maka ia berhak memberi kesaksian di persidangan dan dianggap tak bersalah hingga kesalahannya terbukti," kata Luis Moreno Ocampo, salah satu jaksa ICC.
Ocampo juga menambahkan, secara informal pihaknya telah menemukan bahwa sejumlah orang suruhan menawarkan untuk memindahkan Saif ke negara yang tidak termasuk dalam statuta ICC. "Kami juga menjajaki kemungkinan untuk mencegat pesawat apapun dalam wilayah udara suatu negara untuk melakukan penahanan," ujarnya.
Beberapa laporan menyebutkan, Zimbabwe menjadi negara tempat pria yang sempat diisukan akan meneruskan jejak ayahnya ini melarikan diri. Hal ini cukup masuk akal, mengingat Khadafi adalah sekutu presiden Zimbabwe Robert Mugabe.
ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan Saif atas tuduhan pembunuhan dan penganiayaan pada Juni lalu. Ia diduga memainkan peranan dalam serangan sistematis pasukan keamanan Khadafi terhadap warga sipil Libya di bulan Februari.
SPKLU Sudah Banyak, Naik Wuling BinguoEV Bisa dari Jakarta ke Mandalika
Perjalanan ini berhasil membuktikan, bahwa mobil listrik BinguoEV mampu menempuh perjalanan jauh dengan aman dan nyaman.
