- AP Photo/Roberto Monaldo, Lapresse
VIVAnews - Anggota parlemen Italia menyepakati rencana kebijakan paket penghematan yang digagas oleh Perdana Menteri Silvio Berlusconi, pada Rabu waktu setempat. Selain mengurangi defisit, langkah ini diambil untuk mengembalikan kepercayaan internasional terhadap negara tersebut.
Dilansir dari laman Associated Press, Kamis, 8 September 2011, kebijakan ini diloloskan setelah dilakukan pengambilan suara di majelis tinggi parlemen. Sebanyak 165 orang mendukung dan 141 menolak, tiga orang anggota abstain.
Setelah diloloskan, selama tiga tahun ke depan Italia akan memotong anggaran sebanyak 4 miliar euro (Rp48,2 triliun), menaikkan pajak penjualan hingga 20 sampai 21 persen demi menambah pemasukan dan mengurangi dana pensiun pegawai. Mereka yang pensiun pada 2016 akan dimajukan menjadi 2014.
Kebijakan ini diperkirakan dapat mengurangi defisit negara hingga lebih dari 53 miliar euro (Rp638 triliun). Tingkat defisit Italia saat ini adalah yang tertinggi di antara negara Eropa lainnya, sekitar 120 persen dari rasio GDP.
Langkah ini juga dilakukan atas desakan Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk menstabilkan anggaran Italia pada 2013. Sebelumnya bulan lalu ECB mengeluarkan dana miliaran euro untuk memborong obligasi Italia demi membantu negara tersebut menurunkan utang.
Pengambilan keputusan ini ditentang oleh serikat buruh terbesar di Italia, CGIL. dengan melakukan demonstrasi di seluruh negeri. Dilaporkan, jutaan orang turun ke jalan-jalan di Roma, Naples, Roma dan Florence.
Demonstrasi berlangsung ricuh di berbagai tempat. Massa di Roma melempari gedung parlemen dengan bom asap dan bentrok dengan polisi. CGIL beranggapan para buruh akan menjadi tumbal dalam penerapan kebijakan baru tersebut. Mereka mengatakan kebijakan tersebut akan mempermudah pemerintah untuk memotong jumlah tenaga kerja, sehingga pengangguran bertambah.
Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Mobil Listrik Canggih
Pabrikan otomotif GAC Aion asal China, menandai langkah besar dalam strategi globalisasinya dengan memilih Indonesia sebagai negara kedua untuk perakitan mobil listriknya
