Khadafi Ditinggalkan Para Jenderalnya

Muammar Khadafi bersama delegasi Uni Afrika di Tripoli, 10 April 2011
Sumber :
  • AP Photo/Pier Paolo Cito

VIVAnews - Delapan pejabat tinggi kemiliteran Libya, lima di antaranya berpangkat jenderal, membelot dari pemerintahan Khadafi dan kabur ke Italia. Bersama mereka, ikut membelot juga ratusan tentara Libya yang menolak menyerang warga Sipil.

Perdana Jajal Action di Film Horor Marni The Story of Wewe Gombel, Frislly Herlind Rasakan Hal Ini

Menurut Kementerian Luar Negeri Italia, dilansir dari laman Associated Press, Senin, 30 Mei 2011, dua kolonel, seorang mayor dan lima jenderal tiba di Italia tiga hari setelah meninggalkan Libya. Italia telah sejak lama membina hubungan baik dalam ekonomi maupun diplomasi dengan Libya.

Namun ketika pergolakan terjadi, Italia merupakan salah satu negara Barat pertama yang memutuskan hubungan dengan pemerintahan Khadafi dan menjalin kerja sama dengan Dewan Transisi Nasional Libya, yaitu kelompok pergerakan anti Khadafi.

Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita Minta Rp100 Juta Ditangkap

Pembelotan para jenderal ini menambah daftar panjang tentara yang kabur karena menolak perintah Khadafi.

Salah satu jenderal pembelot, Melud Massoud Halasa, mengatakan bahwa kekuatan militer Khadafi saat ini hanya 20 persen yang efektif, pasca pecahnya revousi pertengahan Februari lalu. Jenderal di kemiliteran Libya, ujar Halasa, tidak lebih dari 10 persen yang masih setia pada Khadafi.

Game MMORPG Tarisland Siap Menggebrak, Ada Streamer Indonesia

Jenderal lainnya, On Ali, dalam pernyataannya membenarkan adanya upaya genosida dan kekerasan terhadap wanita di berbagai kota di Libya oleh tentara Khadafi. Ali dalam pernyataannya tersebut juga menyerukan kepada tentara Libya untuk membelot dan meninggalkan pemimpin mereka.

"Demi para martir yang tewas mempertahankan kebebasan, beranikanlah diri kalian untuk mengabaikan rezim," ujarnya.

Jenderal Yahmet Saleh, mengatakan bahwa saat ini Khadafi hanya memiliki dua brigade yang masih tersisa. Brigade inilah yang bertugas untuk membunuh dan menahan para pemberontak.

Mantan Menteri Luar Negeri Libya yang membelot, Abdel Rahman Shalgam, mengatakan bahwa pembelotan delapan pejabat tinggi militer ke Italia diikuti juga oleh lebih dari 100 orang bawahannya.

Sementara itu di Libya, hujan peluru dan rudal masih terus terjadi. Selasa malam, dua ledakan terjadi di kota Abu Sita, sekitar 10 km dari Tripoli. Diduga ledakan dilakukan oleh militer Libya. Tidak disebutkan adanya korban tewas maupun terluka. Tentara NATO juga tidak melakukan serangan balasan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya