Dokumen Intelijen Suriah Bocor ke Publik

Tentara Suriah berjaga di bangunan yang dibakar massa di Kota Daraa, Maret 2011
Sumber :
  • AP Photo/Hussein Malla

VIVAnews - Sebuah dokumen milik pemerintah Suriah bocor ke publik. Dokumen tersebut merupakan perintah pemerintah kepada badan intelijen untuk menyusupi demonstrasi dan membunuh pemimpin kelompok oposisi, lalu menjadikan zionis dan Amerika Serikat (AS) sebagai kambing hitam.

Pemerintah AS, dilansir dari laman MSNBC, Kamis, 14 April 2011, belum memverifikasi kebenaran dokumen tersebut. Namun, menurut seorang pejabat AS, kemungkinan besar dokumen itu dokumen asli pemerintah Suriah.

Dokumen ini disebarkan Radwan Ziadeh, seorang aktivis HAM yang tengah menjalani pendidikan di George Washington University, Washington DC, AS. Dia adalah orang yang menyebarkan dokumen itu kepada pemerintah AS setelah  mendapatkannya dari seorang tokoh oposisi.

Pasal Tembakau di RPP Kesehatan Dinilai Ancam Pelaku Usaha dan Budaya Indonesia

Ziadeh mengatakan, dokumen bertanggal 23 Maret tersebut adalah hasil pertemuan komite keamanan Suriah, salah satu yang hadir dalam pertemuan itu adalah Muhammed Nasif Khaybrik, salah satu penasihat Assad dan kepala hubungan Suriah dengan Iran.

Di antara pernyataan dalam dokumen tersebut adalah mengaitkan demonstrasi dan protes dengan figur yang dibenci masyarakat Suriah, yaitu zionis Israel dan AS. Pada dokumen itu juga dikatakan agar agen intelijen Suriah menyusupi akun facebook oposisi dan memasukkan informasi yang menjatuhkan para tokoh oposisi. Selain itu, para tokoh oposisi juga mejadi target gugatan hukum yang bertujuan menjatuhkan moral dan reputasi mereka.

Para agen intelijen juga diperintahkan berpakaian preman dan menyusup diantara para demonstran. Mereka bertugas membuat kekacauan dan melakukan provokasi agar para demonstran menyerang pasukan keamanan. Dengan begitu, para penembak jitu yang berjaga di atas gedung punya alasan untuk menembaki para perusuh.

Jika sudah begini, tulis dokumen lagi, daerah kerusuhan harus diisolasi oleh pemerintah. Kesempatan ini digunakan untuk menangkapi para tokoh utama oposisi, jika situasi semakin memburuk, maka para tokoh itu akan dibunuh.

"Jumlah yang terbunuh tidak boleh lebih dari 20 orang setiap kali terjadi aksi, karena akan menimbulkan kecurigaan dan akan mengundang intervensi asing," tulis dokumen tersebut.

Dokumen berhasil diperoleh dan dibagikan oleh tokoh oposisi pada Rabu (13 April) dan dikatakan sebagai bukti kebrutalan rezim Presiden Bashar Assad. "Sangat menakutkan, ini adalah pekerjaan mafia pemerintah," ujar Ziadeh.

Pergolakan di Suriah menuntut rezim Assad dibubarkan telah terjadi tiga bulan lalu. Assad pada 31 Maret lalu berpidato di hadapan publik dan mengatakan bahwa kerusuhan di Suriah adalah ulah konspirasi asing, salah satunya adalah Israel. Dia mengatakan bahwa keruntuhan pemerintah yang terjadi di Mesir dan Tunisia tidak akan terjadi di Suriah. (umi)

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Keren, Jurnal Ahkam UIN Jakarta Masuk 100 Jurnal Terbaik Dunia

Dalam peringkat tersebut, Jurnal Ahkam menjadi satu-satunya jurnal hukum dari kawasan Asia yang masuk dalam peringkat 100 jurnal hukum dunia.

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024