Terbitkan Buku, Mahathir Tak Takut Digugat

Mahathir Mohamad (kiri) memberi tandatangan atas otobiografi terbaru
Sumber :
  • AP Photo/Lai Seng Sin

VIVAnews - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, siap digugat siapapun bila ada yang merasa tidak senang dengan buku yang baru dia terbitkan. Otobiografi itu berjudul "A Doctor in the House," berisi pandangan Mahathir selama memerintah Malaysia.

"Akan ada pihak-pihak yang tidak akan puas. Bila mereka ingin gugat, gugat saja," kata Mahathir, seperti dikutip harian The Star, pada peluncuran buku di Kualalumpur, Selasa 8 Maret 2011. Ini merupakan otobiografi kedua yang ditulis Mahathir setelah buku "The Malay Dilemma," yang terbit pada 1970.

Dia mengaku butuh delapan tahun untuk merampungkan buku terbarunya, yang setebal lebih dari 800 halaman. Dia mulai menulis tak lama setelah pensiun sebagai perdana menteri pada 2003.

"Saat menulis, saya berupaya agar tidak menyakiti orang-orang lain, namun bagaimanapun saya harus menulis yang benar," kata Mahathir, yang kini telah berusia 75 tahun, seperti dikutip kantor berita Associated Press.

Dalam bukunya yang terbaru, Mahathir juga bercerita mengenai kehidupan dia di masa kecil dari lingkungan yang miskin. Dia tinggal di Kota Alor Star, yang dulu dipandang sebagai kota yang kumuh di bagian utara Malaysia. Lingkungan tempat tinggalnya dikelilingi "selokan yang jorok dan sampah hitam yang mengapung di air," tulis Mahathir.

Dia pun menulis situasi politik di Malaysia dalam beberapa dekade terakhir, termasuk sejumlah peristiwa genting di Malaysia, di antaranya krisis moneter 1997-1998. "Saat-saat itu sulit untuk menentukan tindakan apa yang diperlukan dan yang masuk akal, dan mana yang tidak proporsional dan berlebihan. Namun, kita saat itu harus bertindak, dan kita melakukannya," tulis Mahathir.

Dia pun menyinggung tokoh-tokoh yang selama ini menjadi rivalnya, seperti negarawan Singapura, Lee Kuan Yew, dan pemimpin kubu oposisi Malaysia, Anwar Ibrahim.

Mengenai Lee, Mahathir menyebut dia pernah berambisi menjadi perdana menteri Malaysia. "Lee melihat Malaysia sebagai peluangnya untuk memimpin suatu bangsa yang berpengaruh dan menjadi perdana menteri," tulis Mahathir

Alasannya, menurut Mahathir, Singapura pada awal dekade 1960-an masih terlalu kecil bagi Lee untuk memenuhi ambisinya sebagai pemimpin. Sebaliknya, Malaysia merupakan suatu negara "sungguhan," bukanlah suatu negara berbentuk kota. "Menjadi perdana menteri Malaysia akan memenuhi ambisinya," ungkap Mahathir.

Lee dikenal sebagai perdana menteri pertama Singapura, yang memimpin dari 1959 hingga 1990. Namun pengaruh Lee atas Singapura masih besar karena dia kini menjadi menteri mentor. 

Mengenai Anwar, Mahathir menilai bahwa dia seharusnya saat ini bisa menjadi pemimpin Malaysia. "Anwar sekarang seharusnya sudah menjadi perdana menteri Malaysia. Namun bila tidak tercapai, itu karena perbuatan dia sendiri," tulis Mahathir.

Dia mengaku banyak berbuat salah selama memimpin. "Namun menyingkirkan Anwar [dari jabatan] bukanlah salah satunya," lanjut Mahathir.

Sempat menjadi orang kepercayaan Mahathir, Anwar dipecat dari jabatan deputi perdana menteri pada 2 September 1998 setelah terjadi perbedaan sikap dengan Mahathir dalam menghadapi krisis moneter di Malaysia. Tak lama kemudian, Anwar ditangkap dan akhirnya dipenjara selama enam tahun atas tuduhan melakukan sodomi dan penyalahgunaan kekuasaan.

Kini, Anwar memimpin kubu oposisi untuk menentang kekuasaan koalisi Barisan Nasional pimpinan UMNO, partai yang pernah melambungkan karir politik Anwar. Namun, Anwar saat ini juga tengah diadili, lagi-lagi atas kasus sodomi. Anwar membantah tuduhan itu. (adi)

Anies Buka Peluang Maju Pilgub Jakarta: Saya Baru Satu Periode
Pemain Timnas Indonesia U-23

Bikin 2 Gol ke Gawang Korsel, Begini Kata Rafael Struick

Penyerang Timnas Indonesia U-23 Rafael Struick menilai kemenangan atas Timnas Korea Selatan U-23 adalah buah kinerja tim.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024