Polisi Dimusuhi, Warga Mesir Bentuk Ronda

Ilustrasi polisi di Kairo, Mesir.
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Meningkatnya ketegangan politik di Mesir membuat pemerintah menarik semua anggota polisinya dari Kairo untuk menghindari bentrokan dengan massa demonstran. Akibatnya, situasi di kota semakin runyam dengan banyaknya penjarah dan perampok.

Bagi warga Mesir kalangan atas, menyelamatkan diri ke luar negeri adalah pilihan terbaik. Sebaliknya, warga kelas menengah ke bawah, tak ada cara selain kompak mengamankan diri dari para penjarah saat masyarakat tengah tidak percaya dengan polisi.

"Kalau saya punya visa ke luar negeri, saya mungkin ikut pergi. Namun saat ini tidak memungkinkan," kata seorang dokter berusia 28 tahun, Mohamed Khaled, kepada kantor berita Associated Press. "Kini, saya ingin punya senjata, namun susah didapat," lanjut pria 28 tahun itu.

Maka, masyarakat di Kairo dan kota-kota lain di Mesir membuat tim pengamanan secara mandiri. Menurut stasiun berita CNN, Minggu 30 Januari 2011, warga di sejumlah tempat kota Kairo melakukan giliran jaga malam untuk memastikan wilayah mereka aman.

Mereka bersenjatakan apa adanya, mulai dari pisau, kapak, tongkat golf, besi hingga senjata api. Secara bergilir, mereka berkeliling di lingkungan mereka. Seorang warga, Seif Awad, yang mendapat giliran jaga pada Minggu mempersenjatai dirinya dengan bom molotov.

“Jika ada orang datang kami akan melempari mereka dengan ini. Saya juga mempunyai teman yang memegang senapan,” ujar Awad.

Warga lainnya, Karim Amer, mempersenjatai dirinya dengan pisau dapur. Dia bersama dengan warga lainnya membuat barikade di jalan dan melakukan pemeriksaan kepada setiap mobil yang melintas.  “Kami memiliki peluit sekarang. Warga sepakat untuk membunyikan kode tertentu dengan peluit sebagai permintaan tolong,” ujar Amer.

Pada Sabtu malam, Amer mengatakan kelompoknya dan tentara menangkap segerombolan penjarah yang mencoba mendobrak masuk ke sebuah toko. Para penjarah itu terpojok ketika kelompok Amer dan tentara memergoki. Lalu, para penjarah ini diberikan hukuman yang akan membuat mereka jera. “Mereka ditelanjangi dan diikat di atas tank dan diajak berkeliling kota,” ujar Amer.

Pembentukan grup ronda warga ini dilakukan setelah para polisi ditarik dari jalanan dan diperintahkan untuk tetap di rumah. Polisi kerap menjadi sasaran kemarahan para warga yang mengaku tidak percaya kepada mereka.

Seperti dilansir dari laman The Washington Post, warga menganggap polisi adalah pelindung presiden diktator, Hosni Mubarak. “Rakyat sudah tidak mempercayai polisi. Polisi telah melindungi maling besar selama 30 tahun, jadi kami tidak percaya lagi kepada mereka,” ujar seorang warga, Mohammed Mamdouh Fouad.

Setelah polisi ditarik, tentara mengambil alih keamanan dengan menurunkan tank-tank dan ratusan personilnya. Tentara terlihat lebih bersahabat dengan rakyat, mereka bahkan memperbolehkan warga untuk menaiki tank-tank mereka.

5 Motor Vespa Bersolek di Indonesia Fashion Week 2024
Kasus Trabrakan beruntun teejadi di gerbang tol Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, Rabu 27 Maret 2024.

Sopir Truk Penyebab Kecelakaan di GT Halim Terancam 4 Tahun Bui

Polisi telah menetapkan sopir truk berinisial MI yang menjadi penyebab kecelakaan beberapa kendaraan di gerbang tol Halim sebagai tersangka.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024