Orang Dekat Presiden AS Gagal Jadi Walikota

Barack Obama dan Rahm Emanuel
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Di Amerika Serikat (AS), menjadi orang dekat presiden bukanlah jaminan untuk mendapat jabatan dengan mudah. Itulah yang dialami Rahm Emanuel, mantan kepala staf Gedung Putih sekaligus orang dekat Presiden Barack Obama.

Emanuel mundur sebagai kepala staf Gedung Putih pada Oktober 2010 demi berambisi menjadi walikota Chicago, yang merupakan tempat tinggal Obama sebelum menjadi presiden. Namun, ambisi itu pupus saat sidang di pengadilan tinggi negara bagian Illinois menolak pencalonan Emanuel dalam pemilihan umum (pemilu) walikota Chicago.

Menurut kantor berita Associated Press, putusan pengadilan itu dikeluarkan Senin waktu setempat, 24 Januari 2011. Padahal, pemilu walikota Chicago akan berlangsung bulan depan.

Melalui pemungutan suara dari ketiga hakim, dua menolak dan satu mendukung, sidang memutuskan bahwa Emanuel tidak layak ikut dalam pemilu walikota. Alasannya, Emanuel tidak bisa memenuhi syarat domisili bagi para kandidat.

Menurut peraturan, kandidat walikota harus terdaftar menjadi penduduk di kota yang akan dia pimpin paling singkat selama setahun sebelum tanggal pemilu, yaitu 22 Februari 2011.

"Kami memutuskan bahwa kandidat yang bersangkutan tidak memenuhi syarat bahwa dia telah 'menetap' di Chicago setidaknya selama setahun sebelum waktu pelaksanaan pemilu," demikian putusan pengadilan.

Emanuel dan timnya lalu mengajukan banding atas putusan pengadilan tinggi itu ke Mahkamah Agung Negara Bagian Illinois. Dia tidak hanya mempertaruhkan jabatan penting di Gedung Putih, namun juga telah mengeluarkan dana besar untuk pencalonannya sebagai walikota. Bahkan, dia memimpin sebagai kandidat terpopuler berdasarkan sejumlah jajak pendapat.  (sj)

Buntut Polemik Dana Pembangunan Masjid, Perilaku Buruk Masa Lalu Daud Kim Kini Mencuat
Pasukan ISIS di Suriah (Doc: The Cradle)

ISIS Tembaki 20 Pejuang Bersenjata Palestina hingga Tewas di Suriah

Setidaknya 20 pejuang dari Liwa al-Quds, sebuah kelompok bersenjata Palestina yang mendukung tentara Suriah, tewas ketika bus mereka disergap oleh militan tak dikenal.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024