5 November 1605

Ekstrimis Gagal Ledakkan Parlemen Inggris

Lukisan ilustrasi penangkapan Guy Fawkes
Sumber :
  • Wikimedia Commons

VIVAnews - Pada 405 tahun lalu, seorang ekstrimis Katolik Roma, Guy Fawkes, dan sejumlah mitranya ditahan di London karena diketahui akan meledakkan gedung parlemen Inggris. Saat itu, mereka sudah bersiap menempatkan 30 tong bubuk mesiu di bawah atap Gedung Parlemen.

Laman stasiun televisi The History Channel mengungkapkan bahwa Fawkes dijatuhi hukuman mati berlapis dengan cara digantung, ditenggelamkan, dan dipotong tubuhnya.

Rencana peledakan ini berawal dari kekecewaan kelompok Katolik atas ingkarnya raja baru, James I. James I berjanji akan melonggarkan hukum anti-Katolik. Namun setelah terpilih, James I justru bertindak lebih kejam dari pendahulunya.

Tiga pria Katolik berkumpul di rumah John Wright di pinggiran kota London. Robert Catesby, salah satu di antara mereka, berpendapat bahwa tiba waktu untuk menyerang pemerintah. Catesby memanggil sepupunya, Thomas Wintour.

David Nash Ford menulis dalam laman Britannia bahwa Wright, Catesby, dan Wintour merencanakan serangan terhadap raja dan menculik pangeran Charles dan putri Elizabeth. Mereka bercita-cita mengembalikan kejayaan Katolik di Britania Raya.

Pada Mei 1604, Catesby mengajak Guy Fawkes membantu menjalankan aksinya. Bersama mereka, telah bergabung pula Christopher Wright, Thomas Percy, John Grant, Ambrose Rokewood, Robert Keyes, Sir Everard Digby, Francis Tresham, dan pelayan Catesby, Thomas Bates.

Catesby menyewa rumah dekat Istana Westminster. Kelompok penyempal ini mulai menggali terowongan menuju Gedung Parlemen. Namun karena tidak terbiasa bekerja keras, tidak ada kemajuan dalam upaya penggalian.

Akhirnya, pada Maret 1605, Thomas Percy berhasil menggunakan koneksinya untuk menyewa sebuah ruangan di gedung parlemen, House of Lords. Fawkes yang menyamar sebagai pelayan Percy sukses menyeluncupkan 36 tong bubuk mesiu.

Rencana mereka digagalkan keraguan dan kekhawatiran mengenai nasib anggota parlemen Katolik. Sepuluh hari sebelum peledakan, anggota parlemen sekaligus reformis Katolik, Lord Monteagle menerima surat yang memperingatkan dirinya agar tidak menghadiri pembukaan Parlemen.

Tidak ada tanda tangan di bawah surat sehingga identitas pengirim tidak pernah diketahui. Namun Lord Monteagle merupakan ipar Francis Tesham.

Monteagle menunjukkan surat itu kepada Earl of Salisbury, Robert Cecil sekaligus Menteri Luar Negeri Inggris. Earl of Suffolk dan Sir Thomas Knyvett menggeledah seluruh ruangan. Dengan tenang, Fawkes menyilakan mereka masuk ke ruangan milik Percy dan menemukan 36 tong tersebut. Tong disita dan Fawkes ditangkap.

Robert Catesby dan Thomas Wintour melarikan diri ke Warwickshire. Mereka bersembunyi selama tiga hari sebelum akhirnya ditemukan di Holbeche House di Staffordshire. Catesby, Percy, dan Wright bersaudara terbunuh sementara Wintour dan Ambrose Rokewood dibawa ke London.

Semua dijatuhi hukuman mati kecuali Francis Tresham yang meninggal dalam penjara di Menara London. Hari tertangkapnya Fawkes dan Plot Bubuk Mesiu (Gunpowder Plot) ini diperingati sebagai Malam Guy Fawkes dengan menyalakan kembang api dan petasan setiap 5 November di penjuru Inggris.

Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share
PM Georgia, Irakli Kobakhidze (Doc: Anadolu Ajansi)

Akui Umat Muslim Berkontribusi Besar Bagi Negara, PM Georgia Adakan Bukber

Perdana Menteri Georgia Irakli Kobakhidze mengadakan buka puasa bersama atau makan malam berbuka puasa, pada Kamis, 28 Maret 2024, di Ibu Kota Tbilisi, bersamaan Ramadhan

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024