Mantan Intel Tulis Buku, CIA Menggugat

Logo CIA
Sumber :
  • www.dudes411.com

VIVAnews - Badan intelijen Amerika Serikat, CIA, menggugat mantan agennya karena menulis sebuah buku mengenai CIA tanpa izin. Bagi CIA, mantan agen itu melanggar perjanjian menjaga kerahasiaan.

Menurut stasiun televisi CNN, gugatan hukum itu dialamatkan kepada Ishmael Jones, penulis buku "The Human Factor: Inside the CIA's Dysfunctional Intelligence Culture," yang terbit pada 2008. Namun, nama itu diduga kuat hanya samaran.

Nikah Beda Agama, 5 Artis Ini Jalankan Puasa Ramadhan Tanpa Pasangan

Menurut CNN, identitas asli Jones tetap dirahasiakan dengan alasan untuk melindungi sumber-sumber di buku yang pernah bekerja sama dengan penulis saat masih aktif sebagai agen di luar negeri.

Tidak jelas apakah pimpinan CIA sudah mengetahui identitas asli Jones. Namun, CIA tetap menganggap serius buku yang dia tulis. Pada pernyataan tertulis Selasa lalu, CIA menyatakan bahwa "Jones" melanggar kesepakatan menjaga kerahasiaan institusi, yang dia tandatangani sebagai syarat perekrutan. 

"Meski Jones menyerahkan manuskripnya kepada Badan Pengkaji Publikasi CIA (PRB) sebagaimana yang disyaratkan dalam perjanjian kerahasiaan, dia tetap melanggar ketentuan dengan menerbitkan naskah itu dan mengindahkan keberatan awal dari PRB," demikian pernyataan CIA.

Saat dihubungi melalui situsnya di Internet, Jones mengaku kesalahan yang dia lakukan dengan menerbitkan buku itu tanpa persetujuan PRB. Dia melanggar ketentuan setelah kesal saat PRB mengirim balik naskahnya, yang sudah mengalami banyak sensor.

"Saya memutuskan melawan sensor-sensor itu demi memaparkan sesuatu yang mempertaruhkan banyak orang Amerika," kata Jones.

Dia mengaku, buku yang masih beredar dalam versi Internet itu tidak memaparkan informasi apapun yang masih tergolong terlarang untuk dipublikasikan. Di buku itu Jones menyatakan bahwa "CIA merupakan tempat untuk menjadi kaya, di mana miliaran dolar uang para pembayar pajak terbuang percuma atau dicuri untuk program-program intelijen yang tidak memberi hasil."

Dalam bukunya, Jones mengklaim bahwa setelah tragedi 9/11 (serangan teroris 11 September 2001) di AS, Kongres memberi CIA anggaran sebesar US$3,5 miliar untuk melatih dan mengerahkan para agen rahasia ke luar negeri. Namun, uang itu malah jatuh ke tangan para kontraktor dan dihabiskan untuk membiayai pembangunan gedung dan untuk para personil CIA di AS.

Menurut Jones, 90 persen staf CIA tinggal di AS sehingga mereka tidak bekerja efektif. Tidak dijelaskan bagaimana CIA mengajukan gugatan hukum atas penulis buku yang tampaknya menggunakan nama samaran itu.

Sementara itu seorang pengacara bernama Mark Zaid menilai bahwa gugatan CIA itu malah bisa mendongkrak promosi buku karangan Jones. Namun, Zaid yakin bahwa gugatan itu merupakan cara bagi CIA untuk mengirim pesan kepada para mantan agen mereka agar tidak sembrono menulis buku atau tampil di media untuk mengritik badan intelijen itu. (kd)

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri

KPK: Sahroni Sudah Kembalikan Aliran Dana Rp 40 Juta dari SYL yang Mengalir ke Nasdem

Dalam kasus dakwaan gratifikasi yang menjerat Syahrul Yasin Limpo (SYL) tercatat ada aliran dana mengalir ke partai nasdem.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024