- AP Photo/Kyodo News, Takaki Yajima
VIVAnews - Perdana Menteri Jepang, Yukio Hatoyama, Senin 26 April 2010, kembali berjanji kepada penduduk Perfektur (provinsi) Okinawa untuk mengatasi keresahan mereka menyangkut keberadaan pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di pulau bagian selatan Jepang tersebut.
Kemarin, sekitar 90.000 warga Okinawa melakukan aksi di desa Yomitan untuk menentang keberadaan pangkalan militer AS di wilayah mereka, yang telah bercokol selama lebih dari 60 tahun.
Selain warga, gubernur Okinawa dan lebih dari 30 walikota ikut serta dalam aksi di dekat pangkalan udara Kadena, fasilitas militer terbesar milik AS di kawasan Asia-Pasifik.
Berbicara di depan kediaman resminya, Hatoyama memahami bahwa aksi protes tersebut merupakan salah satu bentuk dari keinginan masyarakat. "Seperti yang sudah saya katakan, kami akan melanjutkan upaya kami untuk merealisasikan keinginan meringankan beban warga Okinawa dan menghapus risiko bahaya pangkalan udara Futemma," kata Hatoyama.
Pangkalan Futenma milik Korps Marinir AS di Ginowan, Okinawa, selama ini menampung lebih dari setengah dari 47.000 tentara AS di Okinawa. Namun, muncul rencana bahwa pemerintah Jepang akan merelokasi pangkalan militer AS ke perfektur lain, yang terletak lebih jauh ke selatan.
Menurut kantor berita Kyodo, mereka mengeluhkan keberadaan fasilitas yang dibangun pasca kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II itu. Bagi penduduk, pangkalan militer AS itu terkenal berisik dan menghasilkan polusi yang besar. Selain itu, sering terjadi pertikaian antara tentara AS dengan warga lokal.