Insiden Pesawat Northwest Airlines

Al Qaida di Yaman Mengaku Bertanggungjawab

VIVAnews  - Pemerintah Yaman melakukan investigasi terkait upaya sabotase seorang warga Nigeria di pesawat Northwest Airlines, Amerika Serikat, pada hari Natal. Pemeriksaan bertujuan  untuk mengetahui apakah Umar Farouk Abdulmutallab pernah menjalin kontak dengan milisi Al Qaida selama berada di Yaman.

Para pegawai, dosen dan mahasiswa Institut Bahasa Arab San'a mengatakan Abdulmutallab sempat mengenyam pendidikan di institut tersebut selama bulan Ramadhan 2009. Abdulmutallab mulai belajar sejak akhir Agustus lalu. Hal ini menimbulkan berbagai pertanyaan kegiatan apa yang ia lakukan selama belajar hingga Desember.

Pemuda 23 tahun tersebut, kepada Pemerintah AS,  mengaku  mendapat pelatihan dan perintah dari Al Qaida, yang beroperasi di Yaman. Pemerintah Yaman menyatakan Abdulmutallab  pernah berkunjung ke negara ini pada periode 2004-2005.

Orang-orang di sekolah itu mengenal Abdulmutallab sebagai pribadi yang tertutup. Dia pernah mengekspresikan kemarahannya atas invasi Israel kepada warga Palestina di Gaza.

Kemungkinan Abdulmutallab terlibat dalam milisi Yaman, meningkatkan kewaspadaan bahwa negara tersebut menjadi salah satu kubu Al Qaida. Sebuah kelompok gabungan antara kelompok Saudi Arabia dan Yaman yang terbentuk Januari silam, mengklaim bertanggungjawab atas percobaan serangan di pesawat yang bermarkas di Detroit.

Menteri Informasi Yaman, Hassan al-Lozy, menganggap AS secara sepihak menyalahkan Yaman karena gagal mengidentifikasi Abdulmutallab sebagai tersangka teroris. Dia menyatakan Washington tidak pernah memberikan informasi bahwa warga negara Nigeria itu masuk dalam daftar intai yang mungkin terlibat sebagai teroris.

"Kami tidak mendapat pernyataan dari AS agar memasukkan pria ini dalam daftar (cekal)," kata al Lozy."Amerika seharusnya memberitahukan pemerintah Yaman mengenai hal ini."

Al Lozy mengungkapkan, Abdulmutallab memiliki visa untuk belajar bahasa Arab setelah Yaman yakin dia memiliki beberapa visa dari beberapa negara lain yag bekerjasama memerangi teroris. Al Lozy menekankan bahwa Abdulmutallab memiliki visa dari AS dan telah berkunjung ke negara tersebut.

Al Lozy menyatakan Abdulmutallab sering mendatangi sebuah mesjid di sebuah kota tua di Yaman. Namun tidak menyebutkan apakah mesjid itu ada kaitannya dengan jaringan Al Qaidah. Setelah adanya kasus ini, pemerintah Yaman memperketat pemberian visa belajar kepada mahasiswa yang akan datang ke Yaman.  

Kelompok yang mengaku sebagai milisi Al Qaida di Yaman menyatakan bertanggungjawab atas upaya pengeboman tersebut. Tujuannya, membalas dendam atas serangan AS terhadap Al Qaida di Yaman.

Tentara Yaman dibantu intelijen AS melakukan dua serangan terhadap Al Qaida selama bulan Desember. Serangan itu menewaskan 64 orang milisi. Tetapi tampaknya hal tersebut hanya propaganda.. Abdulmutallab membeli tiket ke AS pada 16 Desember, sehari sebelum serangan pertama dilancarkan. Serangan kedua terjadi pada 24 Desember atau sehari sebelum penyerangan pesawat. (AP)

Lyodra Bahagia dan Tak Menyangka Isi Soundtrack Film Ipar Adalah Maut
Devano Danendra

Perjuangan Devano Danendra Bintangi Film Malam Pencabut Nyawa, Sampai Lakukan Hal Ini

Devano Danendra yang berperan sebagai Respati bercerita tentang pengalaman syuting yang dialaminya. Diakui Devano, dirinya kurang tidur selama proses syuting berlangsung.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024