VIVAnews - Tepat 15 tahun yang lalu, Presiden Rusia, Boris Yeltsin, memerintahkan penyerbuan ke Chechnya untuk mengatasi pemberontakan separatis.
Menurut laman stasiun televisi BBC, Rusia terlebih dahulu menggempur Chechnya melalui serangan udara selama dua pekan. Tindakan ini dilakukan setelah kelompok dukungan Rusia gagal menguasai Chehcnya, yang memutuskan memisahkan diri dari Rusia.
Sejak mantan jenderal AU Rusia, Dzhokhar Dudayey, memproklamasikan kemerdekaan Chechnya pada tahun 1991, wilayah yang berpenduduk mayoritas Muslim tersebut terus diguncang perang saudara.
Moskow diam-diam mendanai berbagai kelompok bersenjata untuk mematahkan perlawanan rakyat Chechnya. Kekerasan yang terus berlangsung di negara Kaukasus tersebut menjadi alasan Yeltsin menyerbu Chechnya.
Serangan Rusia ke Chechnya berlangsung selama 20 bulan. Selama itu, tidak kurang dari 100.000 orang tewas serta puluhan kota dan desa hancur akibat serbuan Rusia.
Meskipun kalah jumlah dan persenjataan, pejuang Chechnya berhasil menghalau serangan Rusia. Akhirnya, pada tahun 1996, Rusia menyerah dan memberikan status otonomi khusus pada Chechnya. Panglima militer Chechnya, Aslan Maskhadov, terpilih sebagai presiden negara tersebut.