Konferensi Perubahan Iklim

"Perlu Kesepakatan yang Kuat dan Ambisius"

VIVAnews - Perdana Menteri Denmark, Lars Loekke Rasmussen, menyebut konferensi tingkat tinggi perubahan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kopenhagen sebagai sebuah kesempatan yang tidak bisa dilewatkan oleh dunia, Senin 7 Desember 2009.

Membuka pertemuan dua pekan di ibukota Denmark, di hadapan delegasi 192 negara Rasmussen berkata bahwa kesepakatan perubahan iklim yang kuat dan ambisius sangat diperlukan.

Sedangkan presiden KTT, Connie Hedegaard, mengatakan bahwa kunci menuju sebuah kesepakatan adalah menemukan cara untuk meningkatkan dan menghubungkan sektor publik dengan swasta yang mendanai negara-negara miskin selama bertahun-tahun untuk datang dan membantu mereka menanggulangi dampak perubahan iklim.

Hedegaard, mantan menteri lingkungan Denmark, mengatakan, bila ada negara yang melewatkan kesempatan mereka di pertemuan Kopenhagen, maka kesempatan yang lebih baik lagi tidak akan pernah datang.

"Ini adalah kesempatan kita. Kalau kita melewatkannya, bisa bertahun-tahun lagi diperlukan bagi kita untuk mendapatkan kesempatan yang lebih baik daripada sekarang. Itupun kalau kita berusaha mewujudkannya," kata Hedegaard.

Rasmussen mengatakan, 110 kepala negara dan pemerintahan akan hadir di hari terakhir konferensi. Keputusan Presiden Barack Obama untuk datang di akhir konferensi, bukan di tengah pertemuan, dianggap sebagai sinyal bahwa kesepakatan semakin dekat.

Konferensi yang dihadiri 192 negara tersebut dibuka dengan tayangan video anak-anak dari berbagai belahan dunia yang meminta para delegasi untuk membantu mereka tumbuh dan berkembang tanpa bencana pemanasan global.

Dewas KPK Gelar Sidang Etik Nurul Ghufron 2 Mei terkait Dugaan Penyalahgunaan Wewenang

Sebelumnya, Juru Bicara Gedung Putih Robert Gibbs mengatakan Presiden AS Barack Obama akan melawat ke ibukota Denmark 9 Desember mendatang dalam kunjungan sepekan. Presiden AS turut serta dalam upaya membentuk perjanjian baru pengganti Protokol Kyoto.

Pemerintah AS menawarkan pemotongan emisi sekitar 17 persen pada 2020 dan membantu memecah kebuntuan antara negara maju dan negara berkembang.

(AP)

Media Asing Beri Julukan untuk Timnas Indonesia U-23: Tim Pengacau
Neta L

Neta Pamer Mobil SUV Baru Rp200 Jutaan

Neta, pabrikan mobil listrik asal China, memperkenalkan empat model Neta L di pasar domestiknya. SUV berdesain modern ini menarik perhatian dengan teknologi canggih dan j

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024