Kemlu RI: Tidak Ada WNI yang Jadi Korban di Kenya

Pengunjung mall di Kenya yang diserang teroris
Sumber :
  • REUTERS/Goran Tomasevic
VIVAnews
Minibus Tertabrak Kereta Api di Brebes, Penumpang Tewas Terseret Hingga 10 Meter
- Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Michael Tene, mengatakan tidak ada satu pun Warga Negara Indonesia (WNI) yang turut menjadi korban tewas atau luka dalam aksi teror di mal Westgate, Nairobi. Informasi itu diperoleh Tene setelah mendapat laporan dari KBRI Nairobi.

Idul Fitri 1445 H, Prabowo Halal Bihalal bersama Gibran dan Kerabat di Kertanegara

Demikian ungkapan Tene yang dihubungi VIVAnews melalui pesan pendek, Minggu 22 September 2013. Dirinya kini tengah berada di New York, Amerika Serikat, untuk mendampingi Menteri Luar Negeri, Marty Natalegawa menghadapi sidang Dewan Keamanan PBB pekan depan.
Rencana Prabowo Bertemu Megawati, Gerindra: Sedang Dikomunikasikan


"Info dari KBRI Nairobi, tidak ada WNI yang jadi korban," tulis Tene dalam pesan pendeknya.

Tene menambahkan saat ini terdapat kurang lebih sekitar 100 WNI yang berada di Kenya. Demi menjamin keselamatan mereka, KBRI, ujar Tene, sudah menghubungi tiap WNI satu demi satu.


"Demi keamanan dan keselamatan mereka, kami tetap meminta kepada WNI untuk selalu waspada dan berhati-hati," imbuh Tene.


Sementara langkah pengamanan yang lebih ekstrem dilakukan Pemerintah Amerika Serikat. Hal ini lantaran empat warga mereka turut menjadi korban luka dalam aksi serangan yang dilakukan oleh kelompok teroris asal Somalia, Al-Shabaab.


Satu orang warga Negeri Paman Sam, bahkan dilaporkan tewas dalam aksi serangan itu. Dia diketahui merupakan istri dari seorang karyawan Badan AS untuk Pembangunan Internasional (USAID).


Namun menurut laman
ABC News
, Minggu 22 September 2013, belum ada informasi detail dari Departemen Luar Negeri AS yang menyinggung soal adanya warga mereka yang menjadi korban luka. Perwakilan Deplu AS hanya menyebut petugas konsuler Kedutaan terus berkomunikasi dengan semua korban luka dan menyediakan bantuan yang dibutuhkan.


Pasca terjadinya tindak teror di ibukota Nairobi, Kedubes AS di sana telah mengeluarkan peringatan bagi warga dan staf mereka untuk tetap berada di dalam rumah. Mereka juga meminta agar tidak mendekati lokasi mal Westgate atau berkumpul di tempat umum.


"Semua anggota misi diplomatik AS telah dianjurkan untuk tetap berada di dalam ruangan selama hari Minggu ini, menghindari area mal Westgate dan tidak berkumpul di tempat umum, khususnya apabila terjadi demonstrasi," tulis peringatan darurat yang tertulis di situs resmi Kedubes AS pada Minggu siang tadi.


Pemerintah AS juga telah menunda semua dokumen perjalanan bagi diplomat temporer yang akan ditempatkan di Nairobi, hingga ada informasi lebih lanjut. Menurut mereka, membantu semua warga AS menjadi prioritas utama mereka.


Sementara Menteri Luar Negeri, John Kerry, mengecam aksi teror yang terjadi di Nairobi. Dia mengatakan kejahatan terorisme yang terjadi di sana membangkitkan kenangan buruk bahwa masih ada tindak kriminal yang luar biasa kejam dan dapat menghancurkan kehidupan seseorang dalam waktu singkat.


"Serangan seperti ini tidak akan mengubah komitmen untuk terus menciptakan perdamaian dan keadilan bagi kita semua. Kita harus terus mempromosikan toleransi di mana pun, apalagi kami edang mempersiapkan para pemimpin dunia untuk berkumpul di markas PBB pekan depan," ujar Kerry.


Sayang, Kerry tidak menyinggung soal kematian istri karyawan USAID dalam pernyataannya hari Minggu ini. Gedung Putih turut memberikan respon serupa. Hal itu disampaikan oleh Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional.  Caitlin Hayden.


Hayden mengatakan Pemerintah AS siap membantu Kenya untuk menangkap para pelaku.


"Kami akan terus bersama dengan warga Kenya menghadapi tindak terorisme dalam semua bentuk, termasuk ancaman yang dilakukan oleh kelompok al-Shabaab. Tindakan pengecut terhadap warga tak berdosa ini tidak akan membuat kami gentar," ucap Hayden. (sj)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya