Unjuk Rasa di Mesir, Satu Warga AS Tewas

Unjuk rasa yang dilakukan kelompok oposisi Presiden Mesir
Sumber :
  • bostonglobe.com
VIVAnews -
Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram
Unjuk rasa besar-besaran yang terjadi sejak hari Minggu lalu, lagi-lagi memakan korban jiwa. Pada Jumat lalu, dilaporkan tiga orang menjadi korban, di mana satu di antaranya adalah warga negara Amerika Serikat.

Ten Hag Bawa 3 Pemain Man Utd U-18 ke Tim Senior

Kantor berita
Sopir Taksi Online yang Todong Penumpang Wanita dan Minta Rp100 Juta Jadi Tersangka
BBC, Sabtu 29 Juni 2013 melansir, WN AS itu tewas saat sedang mengambil gambar bentrokan yang terjadi antara pendukung Presiden Mesir, Mohammed Morsi, dan pendukung kelompok oposisi.


Menurut sebuah pernyataan yang ditulis di situs Kenyon College, Ohio, korban diketahui masih berusia 21 tahun bernama Andrew Pochter.


Dia merupakan pekerja magang di Amideast, sebuah organisasi nirlaba di bidang pendidikan dan pelatihan internasional untuk area Timur Tengah dan Afrika Utara. Pernyataan itu juga sudah dikonfirmasikan kebenarannya oleh Kementerian Luar Negeri AS.


Kemlu AS mengatakan akan memberikan bantuan konsuler dari kedutaannya yang berlokasi di Kairo dan Biro Urusan Kekonsuleran di Kemlu bagi keluarga korban. Namun, penyebab kematian Potcher sampai saat ini masih diperdebatkan.


Pejabat resmi Mesir mengatakan, Pochter tewas akibat ditusuk di bagian dada ketika sedang mengambil gambar peristiwa kerusuhan. Namun, muncul laporan lain yang menyebut Pochter tertembak peluru, lalu dilarikan ke RS.


Namun sayang, nyawanya tidak tertolong akibat luka tembak yang cukup parah. Sementara korban tewas kedua yang terjadi di kota Alexandria merupakan seorang pria Mesir. Dengan bertambahnya tiga korban jiwa, maka total korban tewas akibat unjuk rasa menjadi enam orang.


Peristiwa unjuk rasa yang belum juga mereda hingga saat ini, menyebabkan ketakutan yang besar bagi warga Mesir dan WN lainnya.


Sehingga mereka berbondong-bondong menuju Bandara Internasional Kairo untuk mengungsi ke beberapa negara tujuan di Eropa, AS, atau negara Teluk lainnya. Hal itu terbukti dari ludesnya tiket penerbangan menuju negara-negara itu.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya