KTT APEC: Dunia Kini Melirik Asia Pasifik

Presiden Yudhoyono dalam jamuan di KTT APEC 2012
Sumber :
  • REUTERS/Ria Novosti/Mikhail Klimentyev/Pool

VIVAnews - Sejumlah pemimpin negara anggota APEC mengakui bahwa negara-negara di Asia Pasifik kini menjadi kekuatan baru bagi ekonomi dunia. Mereka muncul saat kekuatan-kekuatan lama, seperti AS dan Eropa, tengah memudar akibat diguncang krisis keuangan.

Pengakuan itu dilontarkan secara terbuka maupun secara tersirat - melalui kerjasama-kerjasama baru - dengan sejumlah negara Asia. Para pemimpin 21 ekonomi terkemuka se-Asia Pasifik hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi tahunan, yang kali ini berlangsung di Vladivostok, Rusia, akhir pekan lalu.

Menurut kantor berita Reuters, Rusia dan AS menyatakan bahwa mereka kini mencurahkan perhatian ke Asia. Perekonomian di kawasan ini relatif lebih kuat dari kawasan-kawasan lain dan tidak menderita pukulan telak akibat krisis keuangan global 2008-2009.

Pengakuan dilontarkan oleh Presiden Meksiko, Felipe Calderon, yang juga anggota APEC. "Jelas terlihat bahwa kawasan paling penting bagi pertumbuhan ekonomi dekade ini - dan kemungkinan besar pada dekade berikut - adalah Pasifik," kata Calderon.

Secara simbolis, Rusia pun mengakui dinamika ekonomi di Asia Pasifik dengan menyelenggarakan KTT APEC di Vladivostok. Kota di ujung timur Rusia itu paling dekat dengan kawasan Asia Pasifik. Sebagai tuan rumah, Rusia rela mengeluarkan kocek US$1 miliar untuk membangun jembatan antara Pusat Kota Vladivostok dengan Pulau Russky, yang menjadi lokasi KTT APEC.

Membuka KTT APEC akhir pekan lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin, mempromosikan negaranya yang luas sebagai salah satu "pintu gerbang" Asia bagi pasar-pasar Eropa.

Selain itu, untuk menunjukkan salah satu bukti seriusnya Rusia atas kekuatan Asia, Moskow mengesahkan BUMN-nya, Gazprom, untuk mengadakan kerjasama dengan Jepang berupa pembangunan pabrik pengolahan gas alam cair. Proyek senilai US$7 miliar itu akan berada di lepas pantai Rusia di Pasifik.

Komitmen China

Presiden China, Hu Jintao, menyatakan bahwa, sebagai kekuatan ekonomi yang dominan di Asia, negaranya akan menyeimbangkan kembali perekonomiannya untuk menjamin pertumbuhan yang stabil dan pesat setelah krisis keuangan global turut berdampak bagi kawasan Asia Pasifik.

Hu mengungkapkan bahwa China menganggarkan US$157 miliar untuk investasi pembangunan infrastruktur di bidang pertanian, energi, rel kereta api dan jalan-jalan baru di negaranya.

Kalangan eksekutif, yang juga hadir di KTT APEC, menyambut baik rencana China ini. Scott Price, Kepala Eksekutif Korporat dari Walmart Asia, mengatakan bahwa China masih menawarkan potensi bisnis yang sangat besar, meski pertumbuhan ekonominya tengah melambat.

"Saat sebuah mobil, yang biasa berpacu di kecepatan 100 mil per jam, kini hanya 69 mil/jam, tetap saja masih melaju kencang. Walau pertumbuhan ekonominya saat ini hanya 7,5 persen, China masih menjadi pasar yang sangat atraktif," kata Price.(np)

Nikita Mirzani Beberkan Pemicu Kandasnya Jalinan Asmara Hingga Soal Kesetiaan
Dokumentasi BNPB

3 Orang Tewas Imbas Longsor dan Banjir Lahar Dingin di Wilayah Gunung Semeru

Banjir Lahar Dingin yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru membuat meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS).

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024