PBB: Indonesia Jadi Pasar Sindikat Narkoba

Polisi Tangkap Lima Pengedar Narkoba
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Sindikat narkoba internasional dari Afrika dan Iran tengah melebarkan jaringannya di Asia Tenggara. Indonesia pun turut menjadi pasar utama di kawasan ini.

Penilaian itu diutarakan Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) dalam laporannya hari ini, seperti yang dikutip kantor berita Reuters. Bersama Kamboja, Indonesia merupakan salah satu tempat strategis bagi sindikat narkoba internasional itu.

"Kelompok-kelompok Afrika terlibat dalam penyelundupan crystalline methamphetamine [sabu-sabu], ekstasi, dan heroin ke Indonesia dan telah menggunakan Kamboja sebagai pusat transaksi keuangan serta distribusi obat-obat terlarang ke Indonesia," demikian laporan UNODC.

Menurut lembaga PBB itu, macam-macam obat stimulan tipe amphetamine (ATS), yaitu amphetamine dan methapetamine, telah menjadi tipe narkoba yang populer di banyak tempat di Asia Tenggara dan Asia Timur sejak dekade 1990-an, menggantikan obat yang berbasis tanaman seperti heroin, opium, dan ganja.

ATS dapat dengan mudah dibuat dari campuran materi dan kimia. Investasinya sedikit tapi bisa mendatangkan keuntungan besar, lanjut analisis UNODC.

Para sindikat kriminal asal Afrika, yang dulu hanya berjualan kokain dan heroin, kini melebarkan bisnis mereka dengan menyelundupkan ATS, sedangkan jaringan asal Iran diidentifikasi menjadi ancaman penyelundup narkoba yang signifikan di Asia Tenggara dan Asia Timur.  

Para sindikat itu juga menyebarkan operasinya ke beberapa negara di Asia melalui jasa kurir. Di Malaysia, lanjut UNODC, jumlah kurir asal Afrika yang ditangkap karena membawa narkoba pada 2010 naik hampir dua kali lipat menjadi 65 orang. "Di Jepang, jumlah sabu-sabu yang diselundupkan ke negara itu dari Afrika naik dari 7,4 persen pada 2009 menjadi 36 persen pada paruh pertama 2010," kata UNODC. 

Pihak berwenang di negara-negara Asia pun makin sering menangkap kurir narkoba asal Iran. Di Malaysia sebanyak 228 warga Iran ditangkap selama 2009-10 atas kasus penyelundupan narkoba, sedangkan di Jepang 135 orang ditangkap.

Di Thailand, 75 warga Iran pada 2010 ditangkap karena pengedaran narkoba. Jumlah itu naik dari data 2009 yang sebanyak 12 orang. Di Indonesia, tahun lalu pihak berwenang menangkan sedikitnya 27 warga Iran.

"Juga ada indikasi bahwa jaringan narkoba Iran telah berupaya mendirikan basis produksi ATS di Malaysia dan Thailand," kata UNODC.

Organisasi Liga Muslim Dunia Ucapkan Selamat ke Prabowo: Semoga RI Makin Maju
VIVA Militer Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila

Rekam Jejak Luar Biasa Raja Aibon Kogila 821 Hari Jadi Komandan Pasukan Tengkorak Kostrad TNI

Dari hidupkan kota mati di sarang OPM hingga sejahterakan prajurit.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024